Menikmati luka
Berpura suka
Namun tetaplah lihat suar
Agar arahmu tak jadi samar
Mantra puisiku yang terus melekat dalam pikiranku selama lima tahun ini.
***
Aku menatap nanar kepada anak lelaki kecil bersepeda biru yang baru saja menabrakku di jalan. Gusar itu kembali datang saat anak itu mengaduh dan meminta maaf dengan gaya bicara cadelnya.
Sebagian besar orang di luar sana juga pasti mengetahui dampak negatif dari menggunakan media sosial (medsos) berlebihan, namun alih-alih mengobati mereka justru cuek. Lantas, yang aku lakukan ketika menyadari tanda-tanda “jenuh” dengan medsos ini ialah dengan memutuskan untuk melakukan social media detox. Jadi tujuannya buat menghilangkan racun-racun penyakit hati yang muncul karena kecanduan media sosial–khususnya instagram.
Kayu pun menua
Aku menua
Kamu menua
Kita menua
Continue reading “Terkikis Waktu”
Niatnya biar bugar.
Maklum lebih cinta sama kasur daripada olahraga.
Keluarlah lari pagi.
Continue reading “Fajar Kala Itu”
Kapal itu telah bersandar
Beratap langit yang memendar
Aku bertemu kembali pada peraduan senja.
Ia menyapaku dengan semburat jingganya.
Lebih kusambut ketika ia mulai mengabur berganti menjadi pekat malam.
Tempat nyamanku, ketika aku perlu untuk sekedar menjadi soliter.
ITSNOTFARAWAY 